Udah bener?

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

(2 Tawarikh 7:14)

Kadang kalau kita baca ayat-ayat tentang keadaan manusia di akhir zaman, kita berpikir 'Oh ayat ini buat dia, bukan buat saya.' Padahal faktanya kita sendiri kan belum tentu lebih baik dari teman yang kita tuduh. Jadi apa yang harus kita lakukan? Satu akui kelemahan kita di hadapan Tuhan. Dua, biarin Tuhan memulihkan kita. Ketiga, lakuin firman Tuhan.

(Ledy, sales and operational manager)

Pasangan yang ideal

 

Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna

(Matius 5:48)

Kita kalau nyari pasangan pasti nyari pasangan yang sesempurna mungkin, yang sesuai sama apa yang kita pengenin. Tuhan juga sama. Dia juga lagi nyari pasangan yang sesuai sama apa yang Dia pengenin. Yang jadi pertanyaan sudahkah kita menjadi pasangan seperti yang Dia pengen?

Jadi siapa?

Kalau ditanya kita mau jadi kayak siapa di Alkitab, kita bisa aja nyebutin banyak nama. Kenapa kita pengen kayak mereka? Kebanyakan orang pengen jadi kayak tokoh Alkitab itu karena mereka pengen punya kualitas yang sama kayak mereka. Tapi kita suka lupa buat punya kualitas kayak mereka, ada harga yang mesti kita bayar. Kita suka pengen jadi kayak mereka, tapi lupa sama harganya. Kalau kita emang punya kualitas yang sama dengan mereka, mau gak kita bayar harga sama kayak mereka?

(Hanna, finance manager)

Talenta dan karunia

Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi.

(1 Korintus 12:31)

Apa talenta sama karunia itu beda? Menurut saya kalau talenta itu suatu kepercayaan yang dikasih Tuhan kasih supaya kita kelola. Karunia itu kemampuan yang Tuhan kasih buat mengelola talenta itu. Mana yang harus ada duluan? Karunia atau talenta? Ya karunia dulu. Kalau kita udah punya kemampuan, baru kita bisa dipercayain sesuatu. Ilustrasinya kayak kalau kita mau naik mobil, mana yang harus ada duluan? Mobilnya atau kemampuan untuk nyetirnya? Ya pasti kemampuan nyetirnya baru kita bisa naik mobil. Jadi upgrade dulu karunia kita, baru kita bisa dapat talenta itu.

(Wendy, general manager)

Tanah liat

Proses sebuah produk keramik (mo guci, kendi, atau apapun) dari bahan mentah sampe jadi itu panjang. Dari tanah liat yang gak ada harganya, tanah liat itu dibanting-banting, diputer-puter sama tukang keramik, kadang pas udah ampir jadi tanah liat itu diancurin lagi. Kalau udah beres baru dibakar. Perjalanan hidup kita di tangan Tuhan juga sama kayak gitu. Kita bakal lewatin proses yang panjang, gak enak baru akhirnya jadi karya yang indah di tangan Dia.

(Merry, desainer)

Kasih

Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.

(Amsal 3:3-4)

Kasih adalah kekuatan terbesar di dunia. Itu kata orang bijak. Tapi kalau dipikir-pikir kasih emang kekuatan terbesar di dunia. Karena kasih orang tua rela kerja mati-matian buat anak-anaknya. Karena kasih, Yesus mau mati buat kita. Kasih juga seharusnya jadi motivasi kita dalam hidup sehari-hari. Sudahkah kita menjadikan kasih bagian dari hidup kita?

(Ledy, sales and operational manager)

Sia-sia

Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.

(Hagai 1:9)

Waktu baca ayat ini saya jadi diingetin kalau apa yang saya lakuin en saya harapin sia-sia. Saya coba bayangin saya belanja gede-gedean. Belanja kebutuhan pribadi, belanja supaya saya keliatan lebih baik di depan orang. Tapi begitu pas sampe di rumah tau-tau, Tuhan berdiri di depan pintu en meniup semua belanjaan saya. Kenapa? Karena saya lupa sama Dia en lebih mentingin diri sendiri. Semua yang kita lakuin kalau tanpa Tuhan di dalamnya sia-sia aja, lebih baik kita gak usah kerjain apa-apa.

(Hanna, finance manager)